Sejarah Awal Mula Berdirinya Detik.com
Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus bersama-sama dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak. "Yah...namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin" Begitu tandasnya. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com, koridor.com, mandiri.com.
Pada
tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak Budiono
sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer untuk
mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai
reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya
menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu
belum ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin.
"saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon
umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana
dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di
kantor detikcom", Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu.
"Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan
pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel
Pentium III", tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan
detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide
presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya
di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik.
Sejalan
dengan berkembangnya teknologi dan "meleknya" masyarakat akan internet,
detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu di negeri
ini. "Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian luar biasa di
negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun, Soeharto
meninggal, Poligaminya A'a gym, terbitnya majalah Playboy indonesia dan
yang lainnya" ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu
tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja sekarang telah
berubah menjadi iklan, ya...banyak sekali iklan yang ada di detikcom,
dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.
Detikcom
sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan menjadi
Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum, detiknews,
detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang tersedia di detikcom.
Revolusi media:
Media
informasi awalnya hanya sebatas pada media cetak dan televisi saja, hal
ini dikarenakan terbatasnya ifrastruktur IT. Seiring berjalannya
perkembangan teknologi, media informasi sekarang bisa di akses melalui
website dan tidak hanya terbatas pada media cetak atau media televisi
saja. Di indonesia sendiri media informasi mulai be-revolusi ketika pada
tahun 1998 yang dipelopori oleh detikcom yang menyediakan informasi
berbasis web (online), dimana user tidak perlu lagi membeli media cetak
atau dengan menonton televisi pada waktu-waktu tertentu untuk
mendapatkan informasi, tetapi hanyab dengan berselancar ke dunia maya
dan mengakses situs detikcom. Revolusi media terjadi karena keinginan
dari user untuk mendapatkan informasi tiada batas, dimanapun dan
kapanpun informasi bisa didapatkan serta mendapatkan berita yang terbaru
setiap saat. Dengan perkembangan teknologi yang semakin hebat, revolusi
media saat ini telah berkembang kearah kemudahan medokumentasikan dan
menyiarkan setiap informasi / peristiwa peristiwa yang terjadi. hal ini
bisa dilihat pada acara metro TV yakni i wittness, dimana setiap
informasi yang disajikan dalam acara tersebut adalah informasi yang
berhasil diliput oleh masyarakat biasa dengan menggunakan media recorder
digital standar, seperti handycam, camera digital, handphone dan yang
lainnya, hal ini dilakukan karena antusiasme dari masyarakat untuk
memberikan informasi sangatlah tinggi. Detikcom telah terlebih dahulu
menggunakan media ini dengan dibekali handphone yang dapat merekam
video, suara dan foto beresolusi tinggi, wartawan detikcom bisa dengan
mudah mendokumentasikan setiap peristiwa yang mengandung informasi dan
mengirimkannya ke redaksi untuk di edit yang kemudian langsung disiarkan
melalui website canggih tersebut.
Tanya jawab dari peserta kunjungan:
adapun beberapa tanya jawab yang saya ingat pada kunjungan tersebut adalah.
Q
: Sejak berdirinya detikcom dari tahun 1998 sampai dengan sekarang
apakan detikcom pernah mengalami cybercrime, seperti di defacenya
website detikcom?
A
: Ya pernah, kira-kira kejadian itu kurang lebih terjadi 3 atau 4 tahun
yang lalu, keika hal itu terdeteksi oleh admin detikcom, detikcom
langsung mencari darimana serangan itu berasal, dan akhirnya terdeteksi
bahwa serangan itu berasal dari sebuah warnet yang ada di jogjakarta,
stelah itu langsung crew detik yang ada di daerah jogja langsung menuju
tempat dimana orang itu melakukan serangan, setelah tertangkap orang
tersebut diberikan dua pertanyaan. "Anda tertangkap telah melakukan
serangan ke detikcom, jika anda ingin selamat anda kami berikan 2
pilihan anda bekerja untuk detikcom atau anda akan kami serahkan kepada
polisi?" begitulah sekiranya pak budiono menjelaskan ceritanya, dan
akhirnya orang tersebut bersedia bekerja di detikcom tetapi tidak kerja
sosial melainkan mendapatkan gaji karena orang seperti itu jika
disia-siakan akan sangat tidak bermanfaat ilmunya.
Q : Etika seperti apakah yang anda terapkan dalam keseharian kantor detikcom bagi para karyawannya?
A
: Etika...? etika yang saya terapkan biasa saja, tidak ada ketegangan
antara karyawan dengan atasannya, ya...have fun aja seperti dirumah.
beliau juga menambahkan "Jika saya ke kantor mengenakan Baju dan sepatu
yang rapi, pasti para karyawan akan meledek saya, mau kondangan pak??,
dan saya hanya bisa tertawa saja.. begitulah sekiranya keakraban para
karyawan dengan saya dan para karyawan dengan yang lainnnya dalam etika
bekerja yang diterapkan dikantor detikcom".
Q : Bagaimana menciptakan Brand Image yang sangat luar biasa pada detikcom ?
A
: Sebenarnya Brand Image yang di dapat detik com tidak terlepas dari
adanaya tabloid detik pada masa orde baru, tepapi ada hal lain yang
menciptakan Brand Image tersebut, yakni brand image itu datang dari
pesaing-pesaing kami sendiri. Misalkan ada sebuah web berita yang baru
dan mereka ingin mengambil utung dari popularitas kami biasanya orang
beranggapan bahwa web baru tersebut contennya seperti detikcom.
Nah..secara tidak langsung disaat masyarakat beranggapan seperti itu
justru popularitas detikcom semakin menanjak dan mengundang rasa ingin
tahu yang lebih terhadap detikcom yang menjadi pioner dalam urusan news
online.
Sejarah Awal Mula Berdirinya Detik.com
Notes :
- Harap Berkomentar Sesuai Dengan Judul Bacaan
- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang Atau Berjualan
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam
- Silahkan Follow [ Join With us ] 100% saya Akan Follow back